Minggu, 01 Mei 2016

Cinta Ababil (ABG Labil)



Cinta Terpendam

Ketika aku lulus SD, aku lulus dengan nilai yang "cukup" (cukup mengecewakan). Saat itu aku baru sadar kalo nilai hasil usaha nyontek memang gak berkah, tapi udah bisa bikin aku lulus aja itu sudah membuat orang tuaku cukup senang, walaupun mereka tidak tahu asal muasal nilai itu. Dibandingkan dengan temanku yang tidak lulus sama sekali, ya mendingan akulah...............
'alhamdulilah koe iso lulus nak, kata ibu dengan logat jawa medok. 
'iya Bu', jawabku. Sambil memegang raporku ibu melihat nilai rata-rata yang terpampang jelas di kertas itu, Ckckckckckck... sambil mengelengkan kepalanya. Raut wajahnya pun sedikit berubah dari ekspresi senang menjadi iba, udah kayak liat pengemis yang kelaparan di pinggir jalan. Perlahan Ibu menoleh ke arahku dengan tatapan yang penuh rasa iba lalu ia meludahiku.
'Makanya kalo ujian jangan kebanyakan main, nanti nilainya kecil susah cari SMP', kata ibu dengan nada kesal. 'Ada yang gak lulus di sekolahmu? Tanya Ibu'.
'Iya Bu 1 orang', jawabku. 
"Siapa? Tanya dia lagi,
 'Dodi Bu, dia tadi gak lulus terus nangis gitu',tapi ada ujian paket kok, jawabku.
'Ya udah, syukur kalo gitu kamu masih lulus, rencananya kamu mau daftar ke mana? tanya dia. 'Belom tau, ntar aja mikirinya, aku mau main dulu', jawabku sambil lari keluar rumah. 
Selang beberapa hari ijazah pun sampai ke tanganku, lalu Bapak mengajakku untuk mendaftar ke SMP. SMP yang pertama kali aku datangi adalah SMP 5 yang jaraknya paling dekat dari rumah. Biar gak ngabisin ongkos kata ortu (orang tua), yah antara hemat sama pelit beda tipis. Setelah sampai di sekolah tersebut kami disambut dengan sekerumunan anak-anak seusiaku bersama orang tuanya sedang mendaftar di sekolah itu. saat itu sedang ramai-ramainya seperti acara hajatan. Lalu Bapak tanpa basa basi bapak menyingsinkan lengannya dan lari menerobos sekerumunan orang tersebut seperti pemain american football dan menghilang di tengah keramaian. Sementara aku hanya diam sambil melihat-lihat cewek-cewek abg yang berkeliaran di sana, `lumayan cuci mata,kali aja ada cewek khilaf mau sama aku,'pikirku saat itu. 
Selang beberapa menit cuci mata, ada suara mengagetkanku dari belakang. Setelah dilihat ternyata ada teman se-SD yang juga ikut mendaftar di sekolah tersebut. Dan akhirnya kami ngobrol lalu berjalan-jalan sebentar berkeliling lingkungan sekolah tersebut, sementara menunggu orang tua kami yang sedang mendaftarkan kami. Satu per satu kelas kami masuki dan kami lihat kedalam, saat itu kami udah kayak tim survey yang mau melakukan bedah rumah, terlihat bangku dan meja yang berserakan tak tersusun bahkan patah. 'Ini ruang belajar apa gudang ya?' tanyaku.
Lalu kami melanjutkan ke kelas berikutnya dan keadaannya pun sama bahkan lebih parah, pelavon yang berlobang, lantainya pecah-pecah,guru terkapar dipojokan penuh dengan luka tusuk, papan tulis penuh coretan "JOKO CINTA ADIT 4EVER", waduh gak beres nih kelas, jangan-jangan isinya anak-anak 'MAHO' semua, kata temanku.
`ya bisa jadi, jawabku.
Tak lama kemudian kami keluar dari kelas dan kembali ke dekat kerumunan tadi untuk lanjut cuci mata. Beberapa menit kemudian keluarlah orang tuaku dari kerumunan orang-orang tadi dengan wajah yang babak belur,penuh keringat maksudku dan rambutnya pun terlihat seperti son goku (dragonball) bedanya rambut bapak acaknya gak jelas, lalu ia menghampiriku, `kamu kayaknya gak bisa masuk sekolah ini nak', kata bapak.
`syukur deh, jawabku dalam hati', 
`memangnya kenapa pak?', tanyaku.
`NIM kamu gak cukup buat masuk ke sini', jawab bapak. spontan aku langsung menjawab,`ya udah kita cari sekolah lain aja pak', kataku sambil berjalan menuju parkiran. Dan akhirnya kami berkeliling kota Bengkulu cari sekolahan yang mau nerima aku. Udah serasa kayak hewan peliharaan yang dibuang dan lagi cari majikan. 
setelah berkeliling naik turun bukit, menyebrangi lautan, menjelajah hutan belantara selama beberapa hari aku belum menemukan sekolah yang mau menerimaku dan aku hampir putus asa.
Tapi pada akhirnya ada seorang teman menyarankan agar aku mendaftar di SMP 19 yang memang pada saat itu tidak terlalu jauh dari rumah dan karena udah kepepet sama waktu akhir pendaftaran disemua sekolah.
“Bro, udah dapat sekolah blom? Tanya seorang teman.
“blom bro, kenapa bro?”Tanyaku
“Masuk ke sekolahku aja, dari pada kamu gak sekolah? Jawabnya
“Emng apa bagusnya sekolahmu? Tanyaku lagi
“disekolahku enak bro, belajarnya asik, gurunya ramah, tiap hari dapat les gratis,ruangan AC, belajar pake komputer,dapet gaji bulanan, ada tunjangan hari tua, dapat asuransi BPJS Dll. Jawab dia
“waduh udah kaya pegawai negeri aja bro?jawabku
Mau gak mau akhirnya aku memutuskan untuk mencoba mendaftar di sekolah itu. Pertama kali aku datang dan melihat langsung sekolah itu, udah jauh, angkot gak nganter sampe sekolah, naik ojek ugal ugalan pula, pikirku,  pandanganku yang sebelumnya negatif terhadap sekolah itu langsung berubah. Karena melihat pekarangannya yang bersih, rapi, luas, aku pikir tidak apalah jauh kalo sekolahnya bagus. Aku dan Bapak langsung bergegas masuk untuk segera mendaftar karena saat itu adalah hari terakhir pendaftaran. Lalu kami langsung menghadap panitia pendaftaran dan langsung mengisi formulir pendaftaran. Seperti biasa, hal yang aku lakukan ketika orang tuaku sedang sibuk mendaftarkan, aku keliling melihat-lihat seisi sekolah yang ternyata jauh dari yang diceritakan temanku. Yang terlihat saat itu adalah hamparan rumput yang hijau seperti lapangan sepak bola dan ruangan kelas yang berjajar rapi di sebelah kanan dan kiriku. Tetapi ada sesuatu yang tiba-tiba mencuri perhatianku saat itu, aku melihat sesosok makhluk cantik, dengan kulit yang putih mulus, rambut panjang terurai dibelakang, tahi lalat di pipi, berdiri dipojokan, `kunti nyasar dari mana ini?`:D
Eh maksudnya..bidadari nyasar dari mana nih? Kok gak ada sayapnya??
Aku liatin terus, ternyata dia juga membalas,dia menatapku dalam-dalam dan aku tertidur ketika aku sadar aku sudah terhipnotis dan aku masuk acara uya kuya. :P
Pas periksa kantong, ya..ampuunn.. dompetku udah hilang, dasar cewek sialan!!, teriakku. Lalu orang tuaku bertanya, Kamu ngapain pan teriak-teriak??
`Dompetku diambil cewek itu, dia hipnotis aku, Lah bapak ngapain ke sekolah?`tanyaku.
`Lah ini Bapak nganter dompetmu`, jawab bapak.
`Makanya jangan jelalatan terus, masih bocah juga udah jelalatan gimana gedenya. `Kan bapak yang ngajarin?tanyaku.
`Ssstttt....jangan bilang bapak disini, panggil kakak aja kalo lagi diluar....`
`iya kakak,jawabku.
`Nah, gitu donk, ya udah sekolah yang bener sana, perintahnya.
`Ya ampun mudah-mudahan dia gak denger tadi aku teriak dan nanti bisa sekelas sama dia`ngarep,saat itu juga seribu pertanyaan terlintas di pikiranku tentang wanita itu. Kalo dipikir-pikir aku seusia itu udah mikir cewek, anak macam apa aku ini, dewasa sejak dini. Akhirnya kami selesai mendaftar dan bergegas pulang. `tinggal nunggu hasilnya lagi`, ujarku.
Beberapa hari kemudian hasil pendaftaran pun di umumkan, dan aku pun lulus seleksi. Lalu pada hari berikutnya masa orientasipun dimulai, masa orientasi pada saat itu dilaksanakan selama 1 minggu. Dan siswapun dibagi menjadi beberapa kelompok kelas. Pada saat itu aku tidak tahu apa itu masa orientasi, bel sekolah pun berbunyi, aku dan beberapa teman lainnya masuk ke kelas. Namun tak disangka kami di MOS oleh senior yang cantik-cantik seperti personil girlband. Hmmmm.... `Gak salah aku masuk disini...`pikirku. Layaknya masa orientasi siswa, kami di kerjain sama kakak senior disuruh ini-itu nurut aja, namanya juga anak baru. `Untung cantik, kalo ganteng dah gue pacarin loe’, Kata temen (MAHO).
Dari MOS tersebut aku dapat teman dari berbagai spesies, mulai dari tumbuhan, hewan hingga makhluk tak kasat mata :v
Karena mereka kebanyakan dari desa, namanya pun aneh-aneh. Ada satu anak yang duduk disebelahku, namanya `Andri’ tetapi biasa di panggil `Arlong’ oleh teman-teman sekelas. Arlong adalah salah satu karakter di anime ‘One piece’ yang sedang buming saat itu, arlong adalah manusia ikan yang memiliki hidung panjang dan tajam yang merupakan salah satu musuh dari Luffy. Namun karakter Arlong di kelas kami sedikit berbeda, ia memiliki gigi yang panjang yang dapat mematikan lawannya hanya dengan sekali gigit. Giginya mengandung racun yang sangat mematikan, dan gigi itu juga dapat berevolusi menjadi wujud yang sangat menakutkan.
Hahahahaha......yang di atas gak beneran kok....
Dan setelah sekolah beberapa tahun sekolah disitu akhirnya aku bisa sekelas sama cewek yang pernah kutemui  saat pertama kali mendaftar itu. Disitu kami mulai saling liat-liatan lagi dan aku terhipnotis untuk kedua kalinya dan dompetku hilang lagi dan orang tuaku datang kesitu mengantarkan dompetku yang ketinggalan dengan dialog yang sama. Namun karena aku tidak berani menyatakan perasaan, akhirnya dia saat itu ditembak oleh kakak tingkat dan aku hanya gigit jari melihat itu semua berdiri dipojokan menjadi saksi bisu kejadian itu. Tapi apa daya aku tidak memiliki keberanian untuk itu, jadi aku pendam aja sampai lulus SMP, ngeness....
tapi dari situ aku belajar, `Terlalu bersabar itu tidak baik”.....
Sabar ama goblok beda tipis.. :D
To be continue....